Mikado no Himitsu
「この絵は、人・神・妖が聖なる門『御門の秘密』で交わる姿を示し、大国主大神は天より守護し、雪女は影に寄り添い、修行者は門を開く。」
“Gambar ini melambangkan pertemuan manusia, dewa, dan roh dalam gerbang sakral Mikado no Himitsu, di mana Okuninushi no Okami menaungi, Yuki-Onna mendampingi, dan sang praktisi yang sedang membuka portal.”
Mikado no Himitsu 御門の秘密
"Okuninushi no Okami, yorozu no fuku o tamai, en-musubi o mamori tamai..."
Dalam tradisi Jepang kuno, terdapat kisah yang tidak banyak dicatat secara terbuka dalam Kojiki maupun Nihon Shoki. Konon, sebelum bangsa Yamato menyatukan kepulauan Jepang, para kannushi (pendeta Shinto awal) memiliki koneksi khusus menuju Okuninushi no Okami (大国主大神). Okuninushi dikenal sebagai dewa penguasa tanah (kunitsukami), yang mengatur rejeki, nasib, kesehatan, dan en-musubi (ikatan cinta & takdir). Beliau juga disebut penguasa Ne-no-Kuni, dunia roh di bawah bumi. Itulah sebabnya ia bukan hanya dipandang sebagai dewa rejeki, melainkan juga penguasa roh, pengendali yokai, serta penjaga gerbang antara manusia dan dunia tak kasatmata.
Kuil utama beliau adalah Izumo Taisha (出雲大社) di Prefektur Shimane. Inilah kuil Shinto tertua dan paling suci di Jepang, tempat semua dewa dikatakan berkumpul setiap bulan ke-10 kalender lunar (disebut Kamiarizuki, bulan “para dewa hadir”). Izumo Taisha tidak hanya dipuja karena arsitekturnya yang megah, tetapi juga dipercaya sebagai benang takdir di mana ikatan cinta dan rejeki ditentukan oleh Okuninushi. Di sinilah lahir banyak legenda tentang manusia yang mampu membuka gerbang gaib menuju dewa, dan dari sinilah rahasia Mikado no Himitsu diyakini berasal.
Dalam literatur Jepang, yokai adalah sebutan untuk roh, makhluk halus, dan entitas gaib yang lahir dari alam dan dimensi astral. Mereka bukan sekadar hantu, melainkan energi hidup yang bisa menolong atau menyesatkan manusia, tergantung bagaimana kita memanggil dan menyalurkan mereka. Okuninushi digambarkan sebagai penguasa yokai kuni, roh-roh negeri yang tunduk pada panggilannya. Karena itu, seorang praktisi Mikado no Himitsu mampu memanggil berbagai yokai (seperti Kitsune, Yuki-Onna, Oni Ao, dan lain-lain) untuk tugas khusus seperti asihan, rejeki, proteksi, atau bahkan membuka intuisi gaib.
Menurut catatan lisan periode Heian, ada seorang pendeta Shinto dari Izumo yang sangat menguasai ilmu ini. Namanya jarang ditulis, hanya disebut sebagai “Himitsu no Kannushi” (Pendeta Rahasia). Beliau dikenal mampu mengikat benang takdir manusia, mempertemukan pasangan, mengangkat keluarga miskin menjadi makmur, sekaligus mengendalikan yokai untuk menjaga rakyat dari gangguan roh liar. Dialah yang pertama kali menurunkan ajaran Mikado no Himitsu. Dalam tradisi itu pula, keilmuan ini sampai kepada saya. Bukan sebagai cerita kosong, melainkan sebagai warisan langsung dari trah pendeta kuno yang menjaga rahasia Izumo sejak ratusan tahun lalu.
Perbedaan dengan Shinto umum cukup jelas bila ditarik ke jalur Mikado no Himitsu. Shinto pada dasarnya menekankan harae (pemurnian diri dan lingkungan) serta pemujaan alam, seperti gunung, sungai, dan matahari. Fokusnya ada pada menjaga keselarasan, menghormati kami (dewa), dan hidup dengan hati yang suci. Sedangkan Mikado no Himitsu berjalan dengan lebih dalam, bahkan dianggap okultisme dalam tradisi Shinto. Tidak berhenti pada pemurnian dan mantra formal, tetapi langsung menembus gerbang gaib menuju Okuninushi no Okami. Dari sana, praktisi tidak hanya berdoa, tapi membuka portal yang melekat seumur hidup. Portal ini memungkinkan akses ke fungsi praktis seperti membuka rejeki, meningkatkan karisma, dan perlindungan gaib.
Selain itu, keilmuan ini mengajarkan pemanggilan yokai kuni, roh-roh di bawah naungan Okuninushi. Kehadiran mereka bukan simbol belaka, melainkan alat nyata untuk membantu manusia dari menarik rejeki, memberi pesona, hingga melindungi dari gangguan. Inilah yang membedakan Shinto secara umum yang menekankan kesucian dan mantra kolektif, sedangkan Mikado no Himitsu adalah jalan rahasia yang bersifat individual, melekat permanen, dan membuka hubungan timbal balik antara praktisi, dewa, dan roh. Sekali portal ini dibuka, ikatan dengan Okuninushi dan dunia yokai tidak akan pernah padam.
Fungsi Portal Okuninushi
- Membuka jalur rejeki bersih.
- Membuka jalur rejeki kotor.
- Membersihkan sumbatan energi uang dalam tubuh.
- Membesarkan wadah rejeki dalam diri.
- Menarik peluang
usaha baru.
- Karisma asihan dingin (pesona diri).
- Daya tarik sensual (lust, keinginan lawan jenis).
- Perlindungan dari iri, dengki, dan fitnah.
- Menyembuhkan ikatan cinta lama yang menyakiti.
- Membuka jaringan sosial & bisnis.
- Menyatukan energi pasangan agar langgeng.
- Membawa hoki dalam bisnis & dagang.
- Meningkatkan intuisi prediksi peluang.
13 Yokai Kuni yang Bisa Dipanggil & Fungsinya
1). Kawa-no-Kami : roh sungai, membuka aliran rejeki baru.
2). Yuki-Onna : roh salju, pesona asihan dingin.
3). Kitsune : rubah sakti, daya tarik & kelicikan bisnis.
4). Tengu : roh bersayap, proteksi melawan serangan gaib.
5). Nurikabe : roh dinding, menghadang niat jahat orang lain.
6). Karasu-Tengu : gagak bersayap, intuisi & penglihatan jauh.
7). Noppera-bo : roh tanpa wajah, menutup gosip & fitnah.
8). Rokurokubi : leher panjang, memata-matai lawan.
9). Oni Aka : iblis merah, rejeki cepat tapi penuh risiko.
10). Oni Ao : iblis biru, rejeki lambat tapi bersih & stabil.
11). Mokumokuren : roh mata di kertas, menambah skill terawangan.
12). Bake-danuki : tanuki penipu, memperlancar negosiasi licik.
13). Ubume : roh ibu, pembawa rejeki untuk keluarga & keturunan.
Dalam rangka memperingati Choyo no Sekku, festival krisan kuno yang berdoa untuk umur panjang dan rejeki, saya membuka promo khusus Mikado no Himitsu malam ini sampai tanggal 3 September 2025. Gunakan momentum spiritual ini,
Mahar promo : Rp 1.050.000
Mahar normal : Rp 4.444.444
Bahan Ritual Mikado no Himitsu (Sudah disesuaikan agar mudah didapat di Indonesia, aslinya sang guru suci meminta macam2 yg dimana hanya terdapat dijepang, cari di toped juga susah, seperti Sakaki, Shimenawa, Gohei, Omiki Dsb) :
- Lilin putih 1 batang
- Beras putih segenggam
- Dupa wangi bunga (3 batang, sakura aslinya, diganti dengan melati, mawar, atau kenanga)
- Air murni segelas (Jangan air pdam)
- Kertas putih polos